“Yang saya lihat hanya janji-janji palsu, padahal yang saya mau adalah langkah kongkrit dan prestasi nyata”, celoteh netizen pada salah satu postingan instagram Muhaimin Iskandar (alias ‘Cak Imin’) pekan lalu.
Jelas sekali terlihat bahwa para kandidat Pemilu 2024 mulai mengumbar janji besar kepada para pemilih guna mendapatkan simpati dan dukungan.
Namun, perlu ditelaah dan dilihat kembali rekam jejak para kandidat. Banyak dari mereka yang memiliki catatan buruk dan tidak mengesankan, sebut saja cawapres Anies Baswedan, Muhaimin Iskandar, Menteri Pariwisata Sandiaga Uno dan mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.
Apalagi janji-janji mereka yang hanya omong kosong belaka.
Ridwan Kamil selalu membanggakan tentang kemakmuran masyarakat di Jawa Barat, namun angka kemiskinan di eranya justru semakin meningkat.
Warga Jawa Barat pun menjadi bertanya-tanya, siapa yang jadi lebih sejahtera: rakyat biasa atau Ridwan Kamil dan koleganya yang berasal dari Amerika Serikat dan Cina?
Sandiaga Uno menjanjikan ‘transformasi’ perekonomian Indonesia melalui pariwisata. Hasilnya? Lebih sedikit wisatawan yang datang setiap tahunnya, lebih sedikit lapangan pekerjaan yang diciptakan, semakin meluasnya kerusakan lingkungan, dan justru lebih banyak keuntungan bagi para pihak asing.
Cak Imin menyoroti lebih banyak tentang hak bagi pekerja di Indonesia, tetapi di sisi lain dirinya tengah diperiksa oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai saksi dalam kasus korupsi sistem proteksi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) saat dirinya menjabat sebagai Menteri Ketenagakerjaan.
Saat itu, Rp 20 miliar dikabarkan ‘hilang’ dari kementerian tersebut.
Para pemilih saat ini jauh lebih sadar dan tahu akan janji-janji palsu para kandidat. Mereka lebih pintar untuk menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu tahun depan.
Sederhananya, membuat janji itu mudah, namun mencapai kesuksesan nyata itu sulit. Itu sebabnya pemilih harus memberikan penghargaan kepada kandidat yang telah mencapai kesuksesan nyata.
Indonesia akan lebih kuat jika para pemilih bisa menentukan pilihan berdasarkan fakta dan hasil yang nyata adanya.